Abdul khaliq's painting Creator

Kaligrafi MTQ XXXI Kal-Tim

Rabu, Mei 06, 2009

Perkembangan Kaligrafi di Indonesia



Berfikirlah kita dengan sebuah pertanyaan menggelitik dengan dahi berkerut : apakah yang melatar belakangi kerja keras Para Pembina Kaligrafer di Kalimantan Timur ? Pada kenyataannya adalah jika kita memperhatikan dari waktu ke waktu pelaksanaan MTQ di Kalimantan Timur khusus Cabang Musbaqah Khattil Qur’an sejak tahun 1992 sampai tahun 1994 pelaksanaannya 3 (tiga) cabang lomba kaligrafi 1). Cab. Naskah, 2). Cab. Mushaf Al-Qur’an, dan 3). Cab. Dekorasi. Cabang lomba kaligrafi ini didominasi oleh satu orang peserta kaligrafi. Keadaan ini sangatlah menyita tenaga, waktu dan pikiran.
Pada MTQ Nasional tahun 1994 untuk pertama kalinya diumumkan kepada seluruh Propinsi di Indonesia bahwa Musbaqah Khattil Qur’an pada MTQ Nasional yang akan datang untuk setiap cabang dari 3 (tiga) cabang kaligrafi yang diperlombakan harus dikerjakan oleh satu orang peserta. Pertanyaannya : Siapkah Propinsi Kalimantan Timur menghadapi persaingan ini ? jawabnya adalah Propinsi Kalimantan Timur pada even MTQ Nasional 1998 tetap pada posisi stagnan, padahal nilai yang diperoleh dari kejuaraan tersebut jika dihitung secara matematis dapat mengangkat perolehan kejuaraan.
Kemudian pada MTQ Nasional tahun 2000 dan 2003, barulah Kaltim mengirim peserta kaligrafi sesuai dengan masing-masing cabang yang diperlombakan untuk Musabaqah Khattil Qur’an. Kita semua bangga dengan munculnya Khattat dan Khattatah yang berlaga pada even MTQ Nasional saat itu. Tapi ke-bangga-an tersebut bukan sebuah mimpi yang jadi kenyataan, melainkan mimpi yang jadi angan-angan, karena pada saat itu kurang lebih 80 % peserta dari cabang Khattil Qur’an merupakan “Para Musafir (Peserta luar Kalimantan Timur” dan Kal-Tim “wajib gigit jari”.
Dulu Kal-Tim “wajib gigit jari”, namun sekarang Kal-Tim “wajib jujur diri”. Mengapa ? pernyataan ini muncul dengan alasan :

1.Gigit jari karena peserta berkompetisi di Kaltim lalu pulang tidak ke Kaltim
2.Jujur diri karena :
a. Kabupaten Berau sepatutnya menjadi tolok ukur dari beberapa kota dan kabupaten di Kalimantan Timur dalam pembinaan kaligrafi.
b. Adanya bukti konkrit kaderisasi
c. Samarinda yang di motori Drs. Harun, M.Pd (081253969333) dan di Berau yang di motori oleh Bambang Winaryadi, S.Ag, S.Pd (081346251214) merupakan pembina kaligrafi di Kalimantan Timur yang dapat di rangkul oleh semua kalangan dalam krangka berfikir dan menemukan ide-ide cemerlang demi kemajuan kaligrafi di Kalimantan Timur yang sementara ini selalu di dominasi oleh propinsi "selain Kal-Tim".
d. LPTQ Propinsi Kalimantan Timur sudah mulai berbenah diri

Layakkah Kalimantan Timur dijadikan BAROMETER KALIGRAFI ? semua ini terjawab apabila secara terus menerus kita peka dan memiliki kepedulian terhadap “Perkembagan Kaligrafi” yang setiap tahun semakin “Kompetitif”.