Abdul khaliq's painting Creator

Kaligrafi MTQ XXXI Kal-Tim

Sabtu, Juni 27, 2009

KALIGRAFI DALAM PRESFEKTIF ISLAM

Kaligrafi dalam tinjauan presfektif Islam dapat dilihat pada sebuah isyarat yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW ketika membimbing Hafsah untuk belajar menulis, dan hal ini berarti Beliau memulai pengajaran dari kalangan keluarga terlebih dahulu. Kemudian mengingat pentingnya belajar menulis arab ini, pengajaran selanjutnya Beliau perluas dikalangan para pemuda. Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani RA disebutkan :

قَيِّدُ وااْلعِــلْمَ بِاْلكِتَابَةِ . اَلـْعِـلْمُ صَيْدٌ وَاْلكِتَابَةُ قَـيْدٌ
“Ikatlah ilmu dengan tulisan ! ilmu itu adalah buruan, dan tulisan adalah talinya”

Berdasarkan peristiwa di atas jelaslah bahwa Islam mensejajarkan ilmu tulis dengan beberapa bidang ilmu lainnya seperti membaca al-Qur’an dengan tartil dan kemudian ada Musabaqah Tartil Qur’an, maupun membaca al-Qur’an dengan suara yang merdu dan kemudian ada Musabaqah Tilawatil Qur’an, serta komponen-komponen al-Qur’an lainnya.
Pentingnya Kaligrafi ini diutarakan oleh Ali bin Abi Tholib RA sebagai berikut :

اَلـْخَطُّ مَخْفِيٌّ فِي تَعْلِيْمِ اْلأُسْـتَاذِ ، وَقِوَامُـهُ فِي كَـثْرَةِ اْلمَشَقِ ، وَدَوَامُـهُ عَلى دِيْن اْلإِسْلاَمِ
“Kaligrafi itu tersembunyi dalam pengajaran guru”
“Tegak profesionalnya tergantung kepada intensitas latihan”
“dan kekelannya adalah pada pengamalan ajaran Islam”

Rabu, Mei 06, 2009

Perkembangan Kaligrafi di Indonesia



Berfikirlah kita dengan sebuah pertanyaan menggelitik dengan dahi berkerut : apakah yang melatar belakangi kerja keras Para Pembina Kaligrafer di Kalimantan Timur ? Pada kenyataannya adalah jika kita memperhatikan dari waktu ke waktu pelaksanaan MTQ di Kalimantan Timur khusus Cabang Musbaqah Khattil Qur’an sejak tahun 1992 sampai tahun 1994 pelaksanaannya 3 (tiga) cabang lomba kaligrafi 1). Cab. Naskah, 2). Cab. Mushaf Al-Qur’an, dan 3). Cab. Dekorasi. Cabang lomba kaligrafi ini didominasi oleh satu orang peserta kaligrafi. Keadaan ini sangatlah menyita tenaga, waktu dan pikiran.
Pada MTQ Nasional tahun 1994 untuk pertama kalinya diumumkan kepada seluruh Propinsi di Indonesia bahwa Musbaqah Khattil Qur’an pada MTQ Nasional yang akan datang untuk setiap cabang dari 3 (tiga) cabang kaligrafi yang diperlombakan harus dikerjakan oleh satu orang peserta. Pertanyaannya : Siapkah Propinsi Kalimantan Timur menghadapi persaingan ini ? jawabnya adalah Propinsi Kalimantan Timur pada even MTQ Nasional 1998 tetap pada posisi stagnan, padahal nilai yang diperoleh dari kejuaraan tersebut jika dihitung secara matematis dapat mengangkat perolehan kejuaraan.
Kemudian pada MTQ Nasional tahun 2000 dan 2003, barulah Kaltim mengirim peserta kaligrafi sesuai dengan masing-masing cabang yang diperlombakan untuk Musabaqah Khattil Qur’an. Kita semua bangga dengan munculnya Khattat dan Khattatah yang berlaga pada even MTQ Nasional saat itu. Tapi ke-bangga-an tersebut bukan sebuah mimpi yang jadi kenyataan, melainkan mimpi yang jadi angan-angan, karena pada saat itu kurang lebih 80 % peserta dari cabang Khattil Qur’an merupakan “Para Musafir (Peserta luar Kalimantan Timur” dan Kal-Tim “wajib gigit jari”.
Dulu Kal-Tim “wajib gigit jari”, namun sekarang Kal-Tim “wajib jujur diri”. Mengapa ? pernyataan ini muncul dengan alasan :

1.Gigit jari karena peserta berkompetisi di Kaltim lalu pulang tidak ke Kaltim
2.Jujur diri karena :
a. Kabupaten Berau sepatutnya menjadi tolok ukur dari beberapa kota dan kabupaten di Kalimantan Timur dalam pembinaan kaligrafi.
b. Adanya bukti konkrit kaderisasi
c. Samarinda yang di motori Drs. Harun, M.Pd (081253969333) dan di Berau yang di motori oleh Bambang Winaryadi, S.Ag, S.Pd (081346251214) merupakan pembina kaligrafi di Kalimantan Timur yang dapat di rangkul oleh semua kalangan dalam krangka berfikir dan menemukan ide-ide cemerlang demi kemajuan kaligrafi di Kalimantan Timur yang sementara ini selalu di dominasi oleh propinsi "selain Kal-Tim".
d. LPTQ Propinsi Kalimantan Timur sudah mulai berbenah diri

Layakkah Kalimantan Timur dijadikan BAROMETER KALIGRAFI ? semua ini terjawab apabila secara terus menerus kita peka dan memiliki kepedulian terhadap “Perkembagan Kaligrafi” yang setiap tahun semakin “Kompetitif”.

Senin, April 06, 2009

Khattatah Berau



Ini Hindun Nahdiani, S.Ag (istri Bambang Winaryadi, S.Ag, S.Pd) sedang berkompetisi di arena MTQ Tingkat propinsi Kalimantan Timur yang dilaksanakan di Kabupaten Berau pada Tahun 2006.Merupakan salah satu peserta yang lolos seleksi sebagai Duta Kaltim pada hajatan MTQ Tingkat Nasional di Kendari Tahun 2006.

KALIGRAFI DARI MASA KE MASA di Kab. Berau Kalimantan Timur

Kaligarafi merupakan Khazanah Seni Islam. Di Kabupaten Berau, Seni Tulis dan Lukis Kaligrafi yang berkembang awalnya berada pada tahap “pubertas”, ibarat anak yang selalu mencari “jati diri”. Mengapa demikian ? karena pada kurun waktu yang cukup panjang telah banyak “bibit unggul kaligrafer dari bumi batiwakkal” yang lahir, namun belum memperlihatkan formasi yang tangguh dalam berbagai situasi.

Perjalanan mencari “formasi” yang tepat dalam bidang kaligrafi baru terwujud ketika diutusnya 3 (tiga) orang putra daerah oleh Bidang Pembinaan dan Pengembangan LPTQ Kabupaten Berau (Bapak KH. Burhanuddin Harahap) sebagai duta Kabupaten Berau untuk belajar secara intensif di Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA) yang berada di Sukabumi Jawa Barat, kemudian dilanjutkan dengan berbagai upaya penambahan “wawasan seni al-Qur’an” bertempat di Galeri Lukis Bapak Drs. H. Didin Sirojuddin Abdur-Rahman, M.A. yang letaknya di Ciputat, Jakarta Selatan. Tiga duta Kabupaten Berau tersebut adalah :

1. Bambang Winaryadi, S.Ag, S.Pd

2. Zaenudin, S.Ag

3. Agus, S.Pd.I

Apakah yang kita harapkan dari kondisi ini ?

Harapan kita adalah agar terus ada kaderisasi, dan hal ini dibuktikan tidak lama setelah masyarakat Kabupaten Berau melaksanakan MTQ Propinsi Kalimantan Timur, dengan munculnya nomor dada peserta kaligrafer berau pada ajang tersebut sebagai “Finalis” mampu menjawab semua “pandangan sebelah mata” segelintir orang sehingga “harus terbelalak” karena pada cabang Musabaqah Khattil Qur’an, Kabupaten Berau berada pada posisi teratas, dan Kabupaten Berau mampu menempatkan diri dengan baik di antara 12 Kabupaten dan Kotamadya lainya yang terdapat di Kalimantan Timur sehingga dinobatkan sebagai JUARA UMUM. Semoga predikat ini tidak membuat kita lalu tinggi hati, akan tetapi tertanamlah dalam hati dan jiwa kita bahwa ini semua merupakan “Karunia Allah SWT”.